Gfr6TfGlBSOiGfY7BUW8GUrpBA==
  • Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh

Cemburu Karena Masa Lalu: Saat Hubungan yang Terlalu Cepat Jadi Penyebab Luka Psikologis

Cemburu karena adanya masa lalu yang kelam

Cemburu Karena Masa Lalu: Saat Cinta yang Terlalu Cepat Justru Menyisakan Luka Psikologis

Oleh: Hamidul Umar
www.hamidulumar.id

Cemburu dalam hubungan bukan sekadar emosi spontan. Bagi saya, cemburu bisa menjadi bentuk logika yang tajam — terutama ketika seseorang menyadari bagaimana awal hubungan itu dimulai: terlalu cepat, terlalu mudah, bahkan mungkin tanpa proses yang mendalam.

Ciuman dan Hubungan Fisik yang Terlalu Cepat

Tak sedikit pasangan yang memulai hubungan dengan cepat — belum terlalu kenal, belum mengenal karakter, namun sudah terlibat dalam kontak fisik seperti ciuman, atau bahkan hubungan badan hanya dalam hitungan hari atau minggu.

Secara sosial, mungkin ini dianggap "biasa" oleh sebagian orang. Tapi secara psikologis, hal ini bisa menyimpan efek samping yang besar, terutama bagi pihak yang kemudian merasa tidak aman:

“Kalau aku bisa mendapatkannya begitu cepat, bagaimana kalau orang lain juga bisa seperti aku dulu?”

Itulah logika yang sering tersembunyi di balik cemburu. Ia bukan hanya ketakutan buta, tapi lahir dari pengalaman nyata dan perbandingan masa lalu.

Lebih dari Sekadar Insecure

Dalam psikologi, kondisi ini dikenal sebagai retroactive jealousy — cemburu terhadap masa lalu pasangan. Namun saya berpendapat lebih spesifik: cemburu karena tahu pasangan pernah sangat mudah membuka pintu hati dan fisik kepada kita dulu.

Itu sebabnya, ketika hari ini pasangan menunjukkan perubahan kecil — lebih sering dengan HP, lebih cuek, atau tampak misterius — memori tentang “kemudahan awal” itu muncul. Dan muncullah cemburu.

Referensi Penegas

Situs Liputan6 menyebut:

“Retroactive jealousy muncul karena pengalaman pasangan sebelumnya dianggap lebih mudah, atau lebih dalam daripada hubungan saat ini.”

Namun saya menyempurnakan pandangan ini dengan satu tambahan: cara seseorang mendapatkan cinta terlalu cepat bisa menjadi senjata makan tuan — membentuk rasa takut yang berulang, walau tidak selalu disadari.

Kesimpulan Reflektif

Cemburu bukan sekadar kelemahan hati, tapi bisa jadi akibat hubungan yang dibangun tanpa nilai dan proses. Jika dulu kita dengan mudah mendapatkan cinta dan tubuh pasangan, maka hari ini wajar jika ada bagian dari kita yang takut kehilangan — bahkan sebelum ada tanda-tanda pasti.

Sebagai manusia, kita mungkin sulit mengubah masa lalu. Tapi kita bisa belajar untuk membangun kepercayaan dengan lebih lambat, lebih bernilai, dan tidak instan.


Ditulis oleh Hamidul Umar – Penulis reflektif & pengamat sosial.
Website: hamidulumar.id

Cemburu Karena Masa Lalu: Saat Hubungan yang Terlalu Cepat Jadi Penyebab Luka Psikologis

0